Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulsel Gelar Workshop Pengembangan dan Deklarasi Kurikulum Cinta Bersama Dr. Zoelkifli, M.Ag.

Makassar, 6 Agustus 2025 — Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi yang unggul secara akademik dan spiritual dengan menyelenggarakan Workshop Pengembangan dan Deklarasi Kurikulum Cinta. Kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional, Dr. Zoelkifli, M.Ag, Ketua Tim Kurikulum Madrasah Aliyah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Acara yang berlangsung khidmat dan inspiratif ini dilaksanakan di Aula Mini Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin, dihadiri oleh jajaran pimpinan Madrasah Aliyah, dan guru-guru. Dalam sambutannya, Kepala Madrasah menegaskan bahwa Kurikulum Cinta bukan hanya tentang materi pelajaran, tetapi bagaimana nilai kasih sayang, empati, ketulusan, dan akhlak mulia menjadi inti dalam setiap proses pendidikan di madrasah.

Dalam sesi pemaparan, Dr. Zoelkifli, M.Ag menyampaikan pentingnya paradigma baru dalam pendidikan yang tidak hanya menekankan pada kognitif, tetapi juga penguatan nilai-nilai spiritual dan emosional peserta didik. “Cinta adalah fondasi pendidikan. Ketika guru mengajar dengan cinta, dan siswa belajar dengan cinta, maka ilmu akan menjadi berkah dan karakter terbentuk dengan kokoh,” ujarnya.

Selain penyampaian materi, acara ini juga ditandai dengan deklarasi Kurikulum Cinta, sebagai bentuk komitmen Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan untuk menerapkan pendidikan berbasis nilai dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini diharapkan mampu menjadi inspirasi dan model bagi madrasah lain dalam penguatan karakter santri di era yang penuh tantangan moral.

Dengan semangat perubahan dan pembaruan, kegiatan ini menjadi langkah konkret madrasah dalam mendukung program Kementerian Agama RI untuk membangun madrasah yang tidak hanya hebat dalam prestasi, tetapi juga kuat dalam cinta dan akhlak.
Pesan terakhir dari Dr. Zoelkifli, M.Ag. pada workshop Kurikulum Bebasis Cinta (KCB):
Pendekatan KBC ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan dunia yang lebih damai, harmonis, dan beradab. Hadirnya Kurikulum ini menanamkan budaya saling menghargai, menghormati dan menyayangi. Antara Guru sesama Guru, Guru ke Murid, Murid ke Murid.